GCP Artikel - Mengukur Biaya (Cost) Menggunakan Google Cloud Platform (GCP)

Mengukur Biaya (Cost) Menggunakan Google Cloud Platform (GCP)

Pada kesempatan kali ini admin ingin membahas terkait biaya yang dikeluarkan (cost) menggunakan layanan/produk Google Cloud Platform atau disingkat dengan GCP berdasarkan pengalaman admin sendiri. Tujuannya tak lain adalah agar lebih mengenal lebih dalam dengan teknologi cloud atau komputasi awan (khususnya Google Cloud Platform) yang belakangan ini menjadi salah satu pilihan dalam dunia industri teknologi dan informasi baik itu perusahaan kecil, UMKM, perusahaan menengah, maupun industri besar dan juga sebagai sumber referensi untuk pengambilan keputusan sebuah usaha.

Google Cloud Platform (GCP) adalah layanan cloud yang disediakan oleh Google (Google LLC) yang menyediakan beragam produk meliputi AI (Artificial Intelligence), Machine Learning, API Management, Compute, Data Analytic, IoT dan masih banyak lagi yang semua produknya dapat dilihat pada link https://cloud.google.com/products.

Oke kali ini admin ingin membahas harga salah satu produk yang ditawarkan google cloud yaitu "Google Compute Engine" atau disingkat GCE.

Google Compute Engine adalah layanan virtual machine (VM) yang berjalan pada server google cloud (infonya service Google seperti Google Search, Google Email (Gmail), dan produk lainnya dari Google juga memakai server yang sama). Compute Engine menawarkan banyak kelebihan diantaranya mudah di integrasikan, stabilitas yang mumpuni, aman, dan harga yang relatif terjangkau.

Untuk harga, Compute Engine memiliki kalkulator harga dasar paling update yang dapat kalian temukan di https://cloud.google.com/products/calculator.

[ads id="ads1"]

Estimasi Harga

Estimasi harga yang diberikan kalkulator diatas kurang lebih sama dengan pemakaian resource yang ingin kita gunakan misalnya dengan spesifikasi Virtual CPU (vCPU), Random Access Memory (RAM), Solid State Drive (SSD) dan lain sebagainya dengan perhitungan harga maksimal.

Ini sebagai contoh saja, didalam kalkulator harga Compute Engine, Admin memakai kelas mesin reguler dengan vCPU 1 dan kapasitas RAM sebesar 3.75 GB, SSD 100GB, lokasi datacenter berada di Jakarta (asia-southeast2) dengan estimasi pemakaian penuh 24 jam (730 jam per bulan atau 31 hari).

Disamping spesifikasi hardware diatas, Admin juga memakai sistem operasi Windows Server 2016. Estimasi harga yang diberikan kurang lebih sebesar IDR 455.360,70 untuk Compute Engine saja dan IDR 468.508,16 untuk Paid Operating System (Windows Server). Totalnya menjadi kurang lebih IDR 923.868,85 per bulannya dengan kurs IDR saat itu adalah IDR14.476 /USD..

Compute Engine Calculator Price

Harga diatas memang relatif cukup mahal jika digunakan hanya untuk kebutuhan kecil seperti sebagai web server company profile, dan sebagainya. Tetapi harga diatas relatif cukup murah juga jika fitur yang ada digunakan secara maksimal seperti digunakan sebagai pusat data untuk database, DNS Server, Active Directory, dan sebagainya mengingat Windows Server menyediakan fitur yang cukup banyak untuk kebutuhan ini.

Harga diatas tentu hanya perkiraan saja, bisa lebih atau bisa kurang tergantung fitur tambahan (additional) yang ingin digunakan kedepannya misalnya dengan adanya upgrade seperti penambahan memory, penambahan SSD, IP Static, dan lain sebagainya. Estimasi harga diatas biasanya adalah harga maksimal dari spesifikasi yang ingin dipakai selama 24 jam penuh.

Jika ingin harga lebih murah dapat menggunakan layanan commitment usage selama 1 tahun atau 3 tahun. Commitment Usage adalah layanan dari GCP yang berarti kita berkomitmen untuk menggunakan produk yang ditawarkan misalnya Compute Engine selama kurun waktu yang telah ditentukan. Kelebihan dari layanan ini adalah harga yang flat dibawah harga reguler dan termasuk diskon setiap bulannya.

Perhitungan Harga Reguler

Dalam pemakaian layananan Google Cloud Engine selama ini dengan memakai harga reguler, admin menemukan beberapa clue yang dapat mengefisienkan/menekan harga yang selama ini mendominasi tagihan yaitu jam hidup mesin (jam hidup Virtual Machine).

Semakin panjang jam hidup mesin entah dipakai atau tidak dipakai, maka tagihan akan terus berjalan. Artinya baik dipakai ataupun tidak dipakai, selama VM berjalan dan tidak dimatikan, maka ongkos yang dikeluarkan juga terus berjalan berdasarkan pemakaian per jam (hourly rate).

Dari sinilah timbul eksperimen untuk melakukan penjadwalan penggunaan VM selama jam-jam tertentu saja (tidak hidup selama 24 jam penuh) misalnya hanya 12 jam per hari.

Karena VM digunakan sebagai server operasional perusahaan, maka VM hanya akan hidup hanya pada jam kerja saja yaitu 12 jam atau 16 jam per hari dengan jadwal ON pada jam 07:00 WIB dan 19:00 WIB dan jadwal OFF pada jam 17:00 WIB dan 22:00 WIB (hari minggu OFF).

Dari rekayasa eksperimen diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Hari Jadwal ON 1 Jadwal OFF 1 Jadwal ON 2 Jadwal OFF 2 Total Jam
Senin 07:00 17:00 19:00 22:00 15:00
Selasa 07:00 17:00 19:00 22:00 15:00
Rabu 07:00 17:00 19:00 22:00 15:00
Kamis 07:00 17:00 19:00 22:00 15:00
Jumat 07:00 17:00 19:00 22:00 15:00
Sabtu 07:00 17:00 19:00 22:00 15:00
Minggu - - - - -
Total jam per minggu 90:00
Total jam per bulan 360:00

Dari data perhitungan diatas, setidaknya kita dapat memangkas jam hidup mesin menjadi 360 jam /bulan dari yang semula 730 jam /bulan (dengan asumsi satu bulan adalah 31 hari). Akibat dari pemangkasan jam hidup mesin, maka efeknya tagihan pun akan ikut berkurang.

Dari hasil eksperimen diatas, tagihan menjadi semakin efisien dan biaya yang dikeluarkan juga dapat dipangkas hingga 55% dari total estimasi harga pada kalkulator tanpa mengganggu aktivitas pekerjaan yang sedang berjalan.

Untuk penjadwalan seperti ini kita dapat menggunakan layanan Cloud Scheduler yang merupakan salah satu layanan dari Google Cloud Platform juga.

Untuk tutorial penjadwalan Virtual Machine (VM) dapat dibaca pada tutorial Cara Start dan Shutdown VM Compute Engine Google Cloud Platform (GCP) Menggunakan Cloud Scheduler. Disana dapat dibaca lebih detail mengenai langkah-langkah penjadwalan VM.

Perhitungan Biaya Per Item/Komponen

Disamping biaya reguler normal diatas, untuk laporan yang lebih detail lagi GCP menghitung biaya per item/komponen seperti penggunaan memory, penggunaan SSD, dan lain sebagainya.

Biaya ini adalah laporan lebih detail, dan sudah termasuk biaya reguler diatas dengan satuan penggunaan sebagai berikut (urutan dari yang termahal ke yang termurah):

No SKU description Usage Unit
1 Licensing Fee for Windows Server 2016 Datacenter Edition (CPU cost) hour
2 SSD backed PD gibibyte month
3 N1 Predefined Instance Core hour
4 N1 Predefined Instance Ram gibibyte hour
5 Storage PD gibibyte month
6 Network Internet gibibyte
7 Network Inter Zone gibibyte
8 Network Inter Region gibibyte
9 Network Egress via Carrier Peering Network gibibyte
10 Custom Instance Ram gibibyte hour
11 Custom Instance Core hour

Dari data diatas, yang perlu dicatat adalah penggunaan SSD. Penggunaan SSD dihitung berdasarkan kapasitas penuh SSD (bukan kapasitas SSD yang digunakan) dan dihitung berdasarkan bulan. Artinya semakin besar kapasitas SSD, maka biaya yang dikeluarkan juga semakin besar.

Didalam contoh admin memakai kapasitas SSD 100 GB, dan biaya per bulannya adalah sekitar IDR 250 ribu. Untuk item yang lain akan dihitung berdasarkan penggunaan per jam saja.

[ads id="ads2"]

Kesimpulan

Dan pada akhirnya, hitungan biaya yang dikenakan jika menggunakan layanan Google Compute Engine adalah rata-rata berdasarkan pemakaian per jam (hourly rate) menyesuaikan dengan kebutuhan resource hardware. Artinya, semakin tinggi resource hardware yang dipakai maka biaya per jam yang dikeluarkan juga akan semakin tinggi.

Untuk memangkas harga yang relatif tinggi diatas bisa dilakukan dengan dua cara yaitu mengurangi jam hidup mesin (VM) atau menggunakan layanan Commitment Usage selama 1 tahun atau 3 tahun.

Layanan Google Cloud cukup adil dari sisi harga dengan kualitas server yang sangat baik dan fitur yang melimpah cocok untuk usaha kecil, menengah, maupun industri besar yang membutuhkan server dengan stabilitas baik dan fitur yang melimpah.

Nantikan artikel selanjutnya mengenai artikel penggunaan layanan Commitment Usage yang ditawarkan Google Cloud Platform. Kelebihan dan kekurangannya akan dibahas lebih lanjut dalam artikel selanjutnya.

Terima kasih sudah membaca. Untuk yang belum jelas dapat meninggalkan pertanyaan atau saran pada komentar dibawah ini.

1/Post a Comment/Comments

  1. saya mau tanya , berarti untu hosting backend menggunakan django, hanya cukup menggunakan service google cloud compute ini sja, tidak perlu menambah google sql (apabila menggunakan database postgre) ?

    BalasHapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama